Khutbah dan Ucapan Idul Fitri 1433 H
Saat
berlebih, ingatlah mereka yang kekurangan. Saat gembira, ingatlah
mereka yang berduka. Dalam ketulusan, mari kita sebarkan senyum, saling
mengasihi dan berbagi kebahagiaan.
Inilah saatnya membawa keluarga, sanak saudara dan juga handai taulan untuk berkumpul dalam simpul tali silatirahim, seraya menebarkan keceriaan yang padu sebagai bukti rasa syukur kita pada-Nya -- di hari yang suci ini.
Segenap pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa -- Pesantren Gratis Al Ikhwan mengucapkan:
"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H. Taqobbalallahu mina waminkum taqobbal ya kariim. Minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin".
Inilah saatnya membawa keluarga, sanak saudara dan juga handai taulan untuk berkumpul dalam simpul tali silatirahim, seraya menebarkan keceriaan yang padu sebagai bukti rasa syukur kita pada-Nya -- di hari yang suci ini.
Segenap pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa -- Pesantren Gratis Al Ikhwan mengucapkan:
"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H. Taqobbalallahu mina waminkum taqobbal ya kariim. Minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin".
_______________________________________________________________________
KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H
KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H
MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI TAQWA SELEPAS RAMADHAN
Oleh: Ir. HM. Dahlan, S.Pd
اِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنـَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْـفِرُهُ,
وَنَعُـوْذُبِاللَّهِ مِنْ شُرُورِاَنْفُسِـنَا وَسَـيِّـئَاتِ اَعْمَلِـنَا, مَنْ
يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِـلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْـلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
اَشْـهَدُ اَنْ لاَاِلَـهَ اِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ, وَ اَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَعُوْذُبِاللَّهِ
مِنَ اشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ,
يَااَ
يُّـهَاالَّذِيْنَ آمَنُوااتَّـقُوْاللَّهَ حَقَّ تُقَا تِه ِوَلاَتَمُوْ تُـنَّ
اِلاَّ وَاَنْـتُمْ مُسْلِمُوْنَ,
يَااَ
يُّـهَاالنَّاسُ اتَّـقُوارَبَّكُم الَّذِخَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَازَوْجَهَاوَبَثَّ
مِنْهُمَارِجَالاًكَثِيْراًوَنِِسَاءًوَاتَّـقُواللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ
بِهِ وَالأَرْحَامَ اِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِـيْـبًا,
يَااَ
يُّـهَاالَّذِيْنَ آمَنُوااتَّقُوْاللَّهَ وَقُوْلُوْ قَوْلاً شَدِيدًا يُصْلِحْ
لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ وَيَغْـفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًاعَظِيْـمًا,
اَمَّـابَعْـدُ,
فَإِنَّ
اَصْـدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرُ الهَديِ هَـدْيُ مُحَمَّدٍصَلَى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَسَلَّمَ, وَشَـرَّالأُمُوْرِ
مُحْدَثَاتُهَا,وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَـةٌ, وَكُلَّ بِدْعَـةٍضَلاَ لَةٌ, وَكُلَّ ضَلاَ لَةٍ فِي
النَـارِ
اَللَّهُ
اَكْـبَرُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ
وَلِلَّهِ الْـحَـمْدُ
Muslimin wal Muslimat Sidang ‘iedul Fitri rahimakumullah!
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan ke hadhirat ilahi Robbi yang telah
menghantarkan kita kehari ‘iedul fitri, kembali kepada kesucian, Pagi ini kita
duduk bersimpuh, menggemakan takbir dan tahmid untuk menunjukkan rasa syukur
kita kepada Allah dzat yang Maha Kuasa yang telah menganugrahkan kekuatan
mental dan iman, hingga dapat menjalani ibadah shaum ramadhan sebulan penuh,
dengan dilandasi iman dan penuh keikhlashan.
Bulan ramadhan sebagai syahrun mubarak, bulan yang penuh barokah, hendaknya
menghantarkan kita untuk menjadi orang yang bertaqwa sesuai dengan target yang
kita harapkan, karena sebaik-baik bekal dalam hidup ini adalah Taqwa فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى , kapan saja
kita di panggil oleh Allah SWT, kita senantiasa dalam posisi taqwa kepada
Allah, untuk itu bertaqwalah kepada Allah dengan Taqwa yang sebenar-benarnya,
karena Allah SWT tidak memandang seseorang dari pangkat jabatanya, ataupun
harta kekayaannya, melainkan ketaatan dan kepatuhannya kepada Allah Robbul
‘alamin إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Hadirin
sidang ‘ied yang berbahagia,
Sebulan
penuh kita dididik dan dilatih oleh Allah untuk banyak melakukan aktivitas
ibadah kepada Allah, agar terbentuk karakter yang Muttaqin; kita dilatih bangun setiap malam, kita
dilatih melaksanakan sholat malam (taraweh), sholat isya berjamaah, mendengarkan
taushiyah, baca Quran, sedangkan pada siang harinya kita menahan hawa nafsu
yang membatalkan puasa, menahan amarah, serta mengeluarkan shodakoh,
infak,zakat fitrah, zakat mal, itu semua adalah merupakan cirri-ciri orang-orang
yang bertaqwa, yang selalu taat dan patuh kepada perintah Allah dan Rosulnya.
Amaliah-amaliah yang sudah dilatih selama satu bulan harus
terus dipertahankan untuk tetap dilaksanakan pada sebelas bulan yang akan datang, agar terbentuk jiwa-jiwa
Muttaqin. dan Allah SWT berjanji akan memasukannya ke dalam surganya Allah yang
luasnya seluas langit dan bumi, sebagaimana difirmankan Allah dalam Q.S. 3 :
133-134
وَسَارِعُوا
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.
اَللَّهُ اَكْـبَرُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ
اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ وَلِلَّهِ الْـحَـمْدُ
Hadirin sidang ‘ied yang berbahagia,
Orang yang bertaqwa adalah orang yang tidak
ragu terhadap firman-firman Allah, hidupnya selalu sejalan dengan petunjuk yang
terkandung dalam kitab Allah, QS.2 : 2.
Dalam
tafsir ibnu kastir, ibnu abas mengatakan, al Muttaqin adalah orang-orang yang
senantiasa menghindari siksaan Allah SWT dengan tidak meninggalkan petunjuk
yang diketahuinya dan mengharapkan rahmatNya, dan mengimani dengan sepenuh hati
yang terkandung dalam kitab Allah”.
Orang yang bertaqwa hidupnya senantiasa
dibimbing oleh Allah, dengan penuh keridhoan menuju keselamatan, sebagaimana
difrman Allah dalam Q.S. 5 : 16
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ
وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya
ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus".
Begitulah cara
Allah untuk membimbing hambanya yang bertaqwa dengan kitab AQ yang didalamnya
berisi wahyu-wahyu untuk member petunjuk
hidup. Kalau baginda Rosulullah SAW,
ketika beliau menghadapi masalah, atau melakukan khilaf, Allah SWT langsung menurunkan wahyu melalui
malaikat jibril, karena beliau adalah nabi dan rosul, namun hari ini kita
adalah manusia biasa, yang apabila melakukan kekeliruan ataupun kekhilafan,
maka yang akan membimbingnya adalah Kitab Allah (Al Quran), untuk itu Al Quran wajib di baca dan difahami agar Al
Quran benar-benar menjadi petunjuk dalam kehidupan ini, bagaimana mungkin Al
Quran bisa membimbing kita kalau kita sendiri tidak memahami isi petunjuk yang
ada dalam Al Quran, ketika kita berdoa “ Ya Allah tunjukkilah kami ke jalan
sirtol mustaqim”, maka kitab Allah menjawab
“ inna hadza sirotommustaqim”, karena Allah akan senantiasa membimbing
hambanya yang bertaqwa menuju keselamatan dengan kitab Allah.
Untuk itu hadirin yang berbahagia kita harus mengimani sepenuhnya secara
totalitas kepada kitab Allah, kitab suci
yang sampai sekarang dijamin masih otentik sesuai dengan aslinya, tidak ada
orang yang mampu untuk merobahnya, jangankan untuk merubah satu ayat, satu kata
saja akan terditeksi, karena hari ini yang hafiz Al Quran sudah ribuan orang,
bahkan ratusan ribu orang, kemudian yang memahami ilmu nahu dan sorof, sudah
jutaan orang, apalagi sekarang zaman canggih, dengan memasukan data kepada
computer, angka Sembilan belas yang difirmankan Allah dalam QS. Al Muddastir 74
: 30-31:
عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ "Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat penjaga)". (QS. 74 : 30 )
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang
diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya
dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu” ( 74 : 31 )
Mulai dari بسم الله الرحمن الرحيم jumlah hurufnya ada 19, jumlah surat yang ada
dalam AQ ada 114 surat ini juga kelipatan Sembilan belas, kalau kita jumlahkan
asma ALLAH yang ada dalam AQ seluruhnya akan habis dibagi 19, demikian Allah
menjaga kesucian AQ agar tetap sesuai dengan aslinya.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا
الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an,
dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.” (
S. Al Hijr 15 : 9)
اَللَّهُ اَكْـبَرُ, اَللَّهُ
اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ وَلِلَّهِ الْـحَـمْدُ
Hadirin
sidang ‘iedul fitri rohimakumullah,
Mari kita yakini dengan sepenuh hati bahwa Al Quran ini
akan membimbing hidup kita, jadikan AQ sebagai Hudan yang akan membimbing
menuju keselamatan, kita baca, kita fahami dan kita amalkan, di yaumil kiyamah
nanti AQ akan memmberikan syafaat kepada orang yang senantiasa dalam hidupnya
menjadikan AQ itu sebagai pembimbingnya, Rosulullah SAW bersabda :
عن جا بر عن ا لنبى ص م قا ل :
ُثمَ القرْأن شَا فِعُ مُشَفَعُ
وَمَا حِلُ مُصَدَقُ مَن جَعَلَهُ اُمَا مَهُ قََادَهَ اِلَى الجَنَةِ وَمَن
جَعَلَهُ خَلفََََ ظَهرِهِ سَاقَطَهُ اِلَى النَا ر
Dari Jabir Nabi saw bersabda : “ Al Qur’an adalah pemberi syafaat yang
syafaatnya diterima, Al Qur’an sebagai penuntut yang tuntutannya dibenarkan,
Barang siapa yang menjadikan Al Qur’an didepannya (sebagai petunjuk hidupnya),
maka Al Qur’an akan menuntunnya ke syurga, Barang siapa yang menjadikan Al
Qur’an dibalik punggungnya, maka Al Qur’an akan mendorongnya ke neraka“ (HR. Ibnu Hiban).
Apabila kita telah mencintai AQ, maka kita akan senantiasa membaca dan
mengkaji AQ, dan AQ akan memberi
pertolongan nanti di yaumil kiyamah, apabila AQ menjadi Imam kita
artinya segala kemampuan akal fikiran kita, logika kita harus tunduk pada AQ,
orang beriman itu apabila diseru oleh Allah, maka jawabannya adalah sami’na wa
atho’na (kami dengar dan kami taat), insya Allah AQ akan menunutun ke syurga,
tapi manakala AQ berada dibalik punggungnya, dibelakanginya, menjadi makmumnya
maka AQ akan mendorong keneraka, untuk itu jangan sampai AQ disuruh mengikuti
akal fikiran kita, disesuaikan dengan jalan fikiran kita, akhirnya setiap orang
punya persepsi terhadap AQ, AQ tidak lagi menjadi petunjuk (hudan), melainkan
menjadi ajang pengelompokkan diantara para pengkaji AQ, bukan persatuan yang di
dapat melainkan perpecahan antar golongan, yang merasa paling benar dalam
persepsinya. Padahal yang sangat memahami tentang AQ dalam menterjemahkan AQ
dalam kehidupan adalah Rosulullah SAW, beliau telah mempraktekannya dalam kehidupan, berkeluarga, bermasyarakat,
bahkan bernegara, bagaimana semestinya AQ dijadikan sebagai Hudan.
Allah SWT
mengancam apabila membelakangi AQ, berpaling dari AQ tidak menjadikan AQ
sebagai Hudan!!!
من أعرض عنه فإنه يحمل يوم القيامة وزرا خالدين
فيه وساء لهم يوم القيامة حملا
“Barang siapa berpaling daripada Al
Qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka
kekal di dalam keadaan itu. Dan
amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat”. (QS. Thoha 20 : 100-101)
اَللَّهُ
اَكْـبَرُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ
وَلِلَّهِ الْـحَـمْدُ
Hadirin sidang ‘iedul fitri yang berbahagia,
Mari kita tutup khutbah ini dengan memanjatkatkan doa ke hadirat ilahi
robbi, agar kiranya kita dapat mengimplentasikan nilai-nilai taqwa yang sudah satu bulan kita
latih, dan menjadikan AQ sebagai hudan dalam kehidupan sehari-hari.
Saatnya di hari fithri ini kita bersihkan hati, kuatkan
tekad, kuatkan kemauan untuk kembali pada kebenaran yang telah ditunjukkan
Allah SWT yang menuntun kita sekeluarga
ke dalam syurga-Nya. Mari kita beningkan hati, tenangkan
fikiran untuk berdo'a, karena sebagaimana disebutkan dalam hadits, bahwa Allah
tak akan mengabulkan do'a dari hati yang lalai.
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Allohumma sholli wassalim
‘ala ……
Ya Robbana lakal hamdu kama yambaghi li jala-li
wajhika wa ‘azhimi sulthonik, Ya hayyu, Ya Qoyyum, Ya Dzal ‘Arsyil Majid, Ya
Jabbar, Ya Qohhar, Ya Malikul
kuddus
“Ya ALLah, maha
raja langit dan bumi ......Inilah kami, telah sebulan kami haus dan dahaga,
telah kami lawan nafsu nafsu kami, terima
kasih Ya ALLAH, yang telah memberikan kekuatan kepada kami yang telah mendidik
dan melatih kami untuk taat kepadaMU, kini kami datang ya ALLah, mengagungkanMu,
membesarkanMu, memujiMU, ampuni kami Ya ALLah, rahmati kami Ya ALLah, bimbing
tangan kami menuju keridhoanmu, kasihi ke dua orang tua kami, sayangi anak anak
kami.....
ربنا
لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
"Ya Robb kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kembali kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Ya Allah YA Rahman, Ya Rohim, Ya
Malikul Kuddus,
Jangan engkau tutup kembali
pintu-pintu surga yang telah engkau bukakan selama bulan ramadhan, sehingga
kami akan tetap melakukan amalan-amalan yang engkau ridhoi, yang telah terbiasa
kami lakukan dibulan penuh berkah itu, Ya Allah jangan engkau buka kembali
pintu-pintu neraka yang telah engkau tutup selama bulan suci ramadhan, agar
kami tidak lagi melakukan hal-hal yang bermaksiat, Ya Allah kami berlindung
kepadamu dari bisikan syaitan yang selalu mempengaruhi kami, jangan sampai
syaitan-syaitan menguasai kami kembali.
Ya
ALLah , Ya
Qohhar, Yaa Jabbar, Bila kami kalah lagi oleh bisikan Iblis, ajakan syaithon,
maka musuh musuh kami, akan tertawa karenanya. Bila kami jatuh berlumur dosa
lagi, maka kekasihmu, Nabi Suci Muhammad SAW, akan kecewa karenanya. Engkau
tidak akan membiarkan kekasihmu kecewa, Engkau tak akan beri peluang syetan
syetan gembira. Dari itu, ini tangan kami yang lemah Ya ALLah, Ini jiwa kami
yang gampang tergoda Ya ALLah, lindungi kami Yaa ALLah, jauhkan kami dari dosa,
dari makshiyyat, dari pengkhianatan, dari kepalsuan, seperti engkau jauhkan antara masyrik dan maghrib…
Iyya
ka na’budu wa iyya ka nasta’iin, ihdinash shiroothol mustaqiim. shiroothol
ladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhuubi ‘alaihim waladh dhoolliin.
Hanya
kepadamu Yaa ALLah kami mengabdi, hanya kepadaMu yaa ALLah kami memohon
pertolongan. Tunjuki
kami yaa ALLah, pada jalan yang lurus. Telah menjadi pilihan hidup kami, telah
jadi tekad kami, kami ingin bersama dengan orang yang telah engkau anugrahi nikmat.
Minannabiyyiina, washiddiqiina, wasyuhadaa-i wash shoolihiin[1].
Yaa
Robbanaa …. Kami ingin bersama para nabi, dengan mereka yang bekerja keras
bersungguh sungguh pantang menyerah menegakkan DienMu[2],
kami berpihak pada mereka yang rela menjadi tumbal kebenaranMu[3],
kami ingin menyertai mereka yang sholeh Ya ALLah. Dan janganlah Engkau masukkan kami Ya ALLah,
janganlah Engkau jadikan kami termasuk mereka yang kau murkai, mereka yang
ingkar kepada kitab Allah, yang melawan kehendakMu. Jangan pula Engkau jadikan
Kami termasuk mereka yang sesat, yang salah dalam menafsirkan kehendakMu, yang
terombang ambing tak pernah teguh pendirian[4].
Kami bersumpah kepadaMu ya ALLah, kami ingin lurus, kami ingin bersih. tunjuki
kami Yaa Allah
......”
Inilah kami Yaa ALLah, sebelum semua itu terjadi,
sebelum kegelapan kubur menyelimuti kami, sebelum panas neraka
menghanguskan wajah wajah kami. Kami
memohon ya ALLah, jangan biarkan syetan menguasai kami lagi, jangan sampai
bisikannya menjerat kami lagi.
ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم
آمِين يَا رَبَّ العَا لَمِيْنَ
سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين
والحمد لله رب العا لمين
No comments