IBRAH DARI DUA MOMENT BERSEJARAH DI BULAN DZULHIJJAH
Ada dua moment penting bersejarah yang menyapa
kita di setiap penghujung akhir tahun hijriyah, di bulan Dzulhijjah: Ibadah
haji dan Idul Qurban. Keduanya menyempurnakan ritual ibadah seorang muslim.
Banyak ibrah dan pelajaran yang bisa diambil dari dua moment ini.
Haji Mabrur Balasannya Surga
Mendapatkan surga adalah puncak kesuksesan yang
dirindukan setiap muslim. Rasulullah SAW menginformasikan bahwa “Haji Mabrur
Balasannya adalah Surga.” Maka jutaan kaum muslimin berdatangan memenuhi
panggilan Allah untuk meraih keridhaanNya.
Karena balasannya begitu besar, ibadah haji
tidak sekedar upacara ritual semata, melainkan penuh dengan banyak pesan 3 dan
pelajaran. Ibadah haji adalah pembelajaran bagi calon penghuni surga, kehidupan
setelah haji terbingkai dengan nilainilai yang diamanatkan Allah lewat
rangkaian ibadah di dalamnya.
Miqat Simbol Ketaatan
Saat memasuki miqat (batas mulai ihram)
sesungguhnya terkandung pesan berharga, bahwa setiap jemaah haji dan kaum
muslimin pada umumnya, memasuki batasan-batasan dan larangan yang harus
ditinggalkan.
Abdullah bin Nu’man bin Bishr mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu
juga jelas, dan di antara keduanya ada perkara yang samar-samar (syubhat),
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka barang siapa menjaga dirinya dari
yang samar-samar tersebut, berarti ia telah menjaga agama dan kehormatannya,
dan barangsiapa yang jatuh ke dalam wilayah syubhat, ia telah jatuh ke wilayah
haram, seperti penggembala yang berada di sekeliling batas tanah gembalaan,
lalu masuk ke dalamnya, ingatlah bahwa setiap raja memiliki padang gembalaan
dan ingatlah bahwa padang gembala Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya.
Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah
seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah
bahwa sekerat daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan pertama inilah yang disampaikan kepada
para tamu Allah, sehingga saat kembali ke kehidupan keseharian terus melekat
bahwa batasan Allah itu tidak boleh dilewati. Ambil yang halal, tinggalkan yang
haram, dan jauhi yang syubhat. Seorang muslim cerdas dalam berinteraksi dan
selalu menjaga batasan yang ditetapkan Allah baginya. Status social tidak lagi
membuatnya menjadi orang yang angkuh, tidak arogan, sebab ia malu dan takut
hanya kepada Allah SWT.
Tawaf Selaraskan Jiwa Sesuai Aturan
Allah
Kemudian diikuti dengan thawaf, gerakan memutari
ka’bah tujuh putaran, memberikan pesan bahwa kehidupan ini haruslah seiring
dengan tuntunan Allah SWT, aktifitas kehidupannya harus bermuara kepada
petunjuk Allah SWT. Bukankah kesempatan hidup yang diberikan sudah ditetapkan
jalurnya?
Kita diberikan pilihan, dan pilihan terbaik sesuai dengan pilihan Allah. Lurusmengikuti tuntunan Allah, taat dan patuh, seperti ketaatan makhluk Allah disemesta raya, langit, bumi, matahari, bulan, bintang, semuanya berputar padaporosnya sesuai dengan perintah Allah.
Pedoman hidupnya senantiasa disandarkan kepada
tuntutan Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Sebab hanya itu bukti
bahwa kita tunduk dan cinta kepada Allah SWT. “Katakanlah, “Jika kamu
benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Ali
Imran (2): 31)
Mengikuti jalan selain Allah dan Rasulullah hanya akan membawa kepada kesesatan, tidak seirama dengan
sunnatullah di alam raya, sehingga
hanyamelahirkan kerusakan, pada individu, keluarga dan social masyarakat.
Sa’i, Lambang Perjuangan
Sa’i berlari kecil dari bukit Shafa menuju Marwa
sebanyak tujuh kali, memberikan pelajaran berharga bahwa hidup harus penuh
dengan perjuangan tidak kenal lelah sampai batas kemampuan. Sebentuk pelajaran
dari Ibunda Hajar mencari air buat puteranya, Ismail, terus berusaha meski
sering mendapatkan fatamorgana dan kegagalan. Sikap tawakkal penuh membutuhkan
bukti usaha optimal. Dari segenap kemampuan yang dimiliki dan diusahakan,
selanjutnya biarkan Allah yang memberikan hasil atas usaha yang kita lakukan.
Sa’i juga mengajarkan bahwa bersama kesulitan
ada kemudahan, itu adalah janji Allah yang telah diabadikan Al-Qur’an, “Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (QS: As-Sharh (94): 5-6).
Wukuf Inti Ketundukan
Berlanjut dengan Wukuf di Arafah, berdiam di
padang Arafah, rukun haji yang disebutkan Rasulullah SAW, “Haji adalah wukuf di
Arafah” bertemu langsung sebagai tamu Allah, membayangkan pertemuan langsung
dengan Allah di akhirat kelak, sebuah pertemuan yang pasti terjadi, milyaran
manusia menunggu antrian hisab di pengadilan Allah. Moment wukuf memberikan
pelajaran penting bahwa kita pasti dihisab Allah. Pertanyaan yang harus
diajukan kepada diri kita, “Sudahkah diri kita siap dihisab Allah?”
Mengambil ibrah wukuf di Arafah di manapun kita
berada, harus ada sejenak waktu untuk bermunajat kepada Allah, mengevaluasi
diri, meminta ampunan Allah atas segala dosa dan kekhilafan sebagai manusia
yang lemah, yang sering kali terperosok dalam tipu daya setan. Maka
menghadirkan moment Arafah bisa mengerem kehendak buruk nafsu agar berhenti dan
kembali kepada Allah, sebab Dia Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengawasi
dan Maha segalanya.
Setan Sebagai Musuh
Lalu ada lempar Jumrah, sebuah peristiwa
bersejarah melempar setan yang hendak mengganggu upacara ibadah penyembelihan,
sampai tiga kali, Ula, Wushta dan Aqabah, adalah cerminan bahwa kita tidak mau
menyerah terhadap bisikan dan tipu daya setan dan bala tentaranya dari jin dan
manusia. Sungguh sebuah perjuangan tersendiri, sebab setan melihat kita,
sementara kita tidak bisa melihat mereka. Lemparan jumrah merupakan simbol
bahwa kita menganggap setan sebagi musuh, dan musuh haruslah diperlakukan
sebagai musuh, dimana pun berada, saat ramai, saat sepi, sebab ia mungkin jauh
dikala ramai, dan datang saat sepi, membisiki hati dan menyuruhnya untuk
bermaksiat kepada Allah.
Maka disinilah perjuangan melawan setan, terus kontinyu, tidak pernah bosan, tetap semangat, sampai kita bisa mengalahkannya.
Siap Berubah Lewat Tahallul
Dan berakhir dengan Tahallul, mencukur rambut
sebagai simbol bahwa kita selesai dalam latihan, bahwa kita sudah menjad hamba
Allah yang akan terus istiqomah dalam ketaatan, terus berjuang di tanah air
sebagai pejuang yang baru saja mendapatkan training dari Allah. Kita bukan lagi
hamba yang dahulu, kita adalah hamba yang sudah berjanji lewat ungkapan
Talbiyah, “Kami datang memenuhi panggilan- Mu, tidak ada sekutu bagiMu, segala
puji dan ni’mat adalah milikMu, semua kerajaan adalah milikMu, tidak ada sekutu
bagiMu. “ sebagai hamba yang bertauhid, yang telah dijanjikan surga, dan
memantaskan diri sebagai calon penghuni surga, insya Allah.
Pengorbanan, Bukti Keimanan
Ibadah Qurban, hukumnya sunnah muakkadah,
sebagai bukti ketaatan kepada Allah dengan mencontoh Rasulullah SAW. Ada banyak
hikmah dalam peristiwa ini, yang diabadikan Allah dalam Al-Qur’an adalah
penyerahan diri total Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail kepada Allah SWT. Bahwa
perintah Allah meski terasa berat, namun tetap harus dilakukan, dan Allah Maha
Mengetahui bahwa Ibrahim dan puteranya layak mendapatkan kemuliaan, di dunia
dan akhirat. Maka ujian Allah kepada kaum muslimin adalah mengikuti proses
pengorbanan dengan menyembelih hewan qurban, unta, sapi, kerbau atau kambing.
Pengorbanan ini sesungguhnya membuktikan sejauh
mana kualitas keimanan seorang muslim. Karena iman memerlukan bukti, di bulan
Dzulhijah salah satu bukti keimanan adalah berkurban. Secara social kurban
sangat dirasakan manfaatnya oleh fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Pantaslah
Rasulullah melarang mendekati musholla beliau bagi mereka yang memiliki
kemampuan berkurban tetapi tidak mau menunaikannya, sebab di samping sebuah
ketaatan berupa ibadah vertikal, kurban juga bersifat horizontal. Inilah
keindahan suatu ibadah dalam Islam, terasa manfaatnya oleh manusia.
Semoga kita diberikan kemampuan untuk bisa
berhaji serta berkurban…Amin ya Mujibas Sa’ilin.
sumber: www.alamanar.co.id
=============================================================
sumber: www.alamanar.co.id
=============================================================
PANITIA QURBAN 1437 H
MENERIMA SERTA MENYALURKAN HEWAN QURBAN ANDA...
DISINI LEBIH BANYAK MANFAATNYA, LEBIH TEPAT SASARANNYA
KONTAK: 0899 809 2447; 0812 8884 1970
Post Comment
No comments