KHUTBAH IDUL ADHA 1434 H
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ هَدَانَـلِهَذَا
وَمَاكُنـَّا لِنَـهْـتَدِىَ لَوْلاَاَنْ هَدَا نـَااْلله ُ
أَشْـهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ
اْلله ُ * وَاَشْـهَدُ أَ نَّـمُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسْوْلُهُ *
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْ
مُحَـمَّدِ * وَعَلَىْ آَلِهِ وَصَحْبِـهِ
وَا تـَّابِـعِيْنَ لَهُمْ بِـاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ *
اَمَّا بَعْدُ * فَيَا عِبا دَللهِ *
اُوْصِيْكُمْ *
وَاِ يَّـايَ بِتَـقْوَىالله
ُفَـقَدْ فَازَالْمُتَّـقُوْنَ *
فَـقَالَ تَـعَالَىإِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
اَللَّهُ اَكْـبَرُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ
اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ وَلِلَّهِ الْـحَـمْدُ
MA’ASIROL
MUSLIMIN WAL MUSLIMAT ROHIMAKUMMULLAH
Puji
dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
menganugrahkan nikmat kepada kita semua terutama nikmat di anugrahkannya
Dienul Islam kepada kita, dibawah
naungan dienul Islam inilah kita hidup sehingga semua amal sholeh kita menjadi
punya nilai disisi Allah, kita patut bergembira dan bersyukur kepada Allah
Robbal ‘alamin yang telah menganugrahkan Dienul Islam ini, sebagai mana Allah
firmankan,
قلبفضلاللهوبرحمتهفبذلكفليفرحواهوخيرممايجمعون
Katakanlah:
"Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan".
MA’ASIROL
MUSLIMIN WAL MUSLIMAT ROHIMAKUMMULLAH
Pada
hari ini umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci Mekah
Al Mukaromah untuk melaksanakan ibadah Haji yang merupakan salah satu dari
Rukun Islam.
Ibadah
Haji bukanlah pekerjaan yang ringan, apalagi yang datang dari jauh seperti dari
Indonesia harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit, meluangkan waktu hingga
40 hari harus cuti pekerjaan, persiapan fisik yang harus prima, karena ibadah
Haji banyak yang menggunakan fisik seperti thawaf, sa’i, melempar jumroh sampai
dengan wukuf di Arafah, semua ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan yang
harus dipersiapkan.
Mereka
berbondong-bondong datang ke tanah suci Mekah Al Mukarramah dalam memenuhi
panggilan Allah, mereka menjadi tamu-tamu Allah yang maha agung, suara mereka
mengguruh menggema dari jutaan manusia mengagungkan asma Allah dan mengucapkan
ikrar suatu pengakuan atas segala kekuasaan dan keperkasaan Allah dan mengakui
bahwa Kerajaan di langit dan di bumi adalah milik Allah Robb semesta alam, dengan
mengumandangkan kalimat Talbiyah :
لبيكاللهملبيكلبيكلاشريكلكلبيكإنالحمدونعمةلكوالملكلاشريكلك
“Aku datang untuk memenuhi panggilanMu Ya Allah, Aku datang
memenuhi panggilanMu Ya Allah, tidak ada Tandingan bagiMu Ya Allah.
Sesungguhnya pujian, nikmat hanya milik Mu begitu juga Kerajaan hanyalah milik
Mu ya Allah tidak ada tandingan bagi Mu”
Itulah ikrar yang diucapkan oleh Jemaah Haji di
baitullah, maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan haji
mabrur adalah orang yang memenuhi janjinya yaitu menegakkan kerajaan Allah,
setelah mereka pulang Haji ke negaranya masing-masing
dengan keberfihakan dan melibatkan diri untuk menegakkan syariat Allah di muka
bumi ini.
اَللَّهُ اَكْـبَرُ, اَللَّهُ
اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ وَلِلَّهِ الْـحَـمْدُ
Hari ini 10 Dzulhijjah,
jutaan Jemaah Haji dengan membawa batu untukmelempar jumroh sambil diiringi
dengan takbir, sebagai lambang permusuhan terhadap syaitan-syaitan yang selalu
membelengu umat manusia sehingga banyak umat manusia yang terjerembab kepada
system thoghut yang menyesatkan.
Hadirin yang berbahagia, mari kita do’akan saudara-saudara kita umat
Islam yang sedang melaksanakan Haji semoga mereka menjadi haji yang mabrur,
yaitu yang mampu merelaisasikan apa yang telah mereka ikrarkan dan apa yang
telah mereka perbuat. Aamiin Ya Robbal ‘alamin.
Hadirin sidang ‘Idul Adha yang dirahmati Allah,
Pada
bulan Dzulhijjah ini ada dua peristiwa besar yaitu ‘idul Adha dan ‘idul qurban.
Dua hal ini tidak terpisahkan merupakan satu rangkai ibadah yang diperintahkan
oleh Allah dan Rosulnya, bahkan Rosulullah SAW dengan tegas menyatakan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا
يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
“Barang siapa yang mempunyai kemampuan untuk
berqurban tetapi tidak mau melaksanakannya, maka janganlah ia dekat-dekat
ketempat sholat kami.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
Dengan
demikian jelas bagi orang yang mampu berqurban tetapi tidak mau melaksanakan
ibadah qurban tsb dilarang oleh Rosulullah untuk datang ikut sholat ‘idul adha,
karena amalan yang paling dicintai Allah pada hari ini bukan sholat ‘idul adhanya, tetapi menyembelih
Qurbannya, sebagaimana Rosulullah bersabda :
مَا
عَمِلَ آدَمِىٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ
إِهْرَاقِ الدَّمِ
“Tidak ada amalan anak adam pada hari Nahr (‘idul Adha) yang paling
dicintai Allah selain dari pada menyembelih qurban. ( HR. ibnu Majah dan Tirmidzi )
Hadirin
yang berbahagia
Dengan
ibadah qurban mengingatkan kita kaum muslimin pada peristiwa besar yang dialami
oleh bapaknya para Nabi yaitu Nabiyullah Ibrohim AS.Ketika beliau diuji dengan
suatu perintah yang amat berat untuk dilaksanakan agar beliau menyembelih putra
satu satunya yang dia cintainya dan yang diharapkan untuk menjadi penerus
dakwah tauhid kepada umat manusia.Allah berfirman :
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي
الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"( Q.S.
Ash-Shaffaat 37 : 102 )
Pertanyaan ini disambut oleh putranya Isma’il AS dengan tulus dan
pasrah sepenuhnya agar Ayahnya melaksanakan perintah Allah tsb. dengan ucapan :
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ia menjawab : "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar".
Subhanallah, itulah jawaban seorang anak remaja terhadap ayahnya
agar melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah. Tanpa ragu ragu keduanya melaksanakan
perintah Allah, walaupun tampaknya sangat berat dan sangat membahayakan bagi
keselamatan dirinya dan keluarganya, tapi keduanya sangat yaqin bahwa berserah
diri sepenuhnya kepada Allah itulah yang paling baik.
Allah SWT yang maha Rahman dan Rahim telah melihat hambanya yang
taat atas segala perintahnya kemudian Allah SWT berfirman :
Dan
Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
|
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ
|
sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
|
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
|
Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
|
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ
|
Dan
Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
|
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
|
HADIRIN SIDANG ‘IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA
Dari peristiwa itu dapat kita ambil pelajaran bahwa dengan tunduk, patuh
serta tawakal kepada Allah, maka Allah akan memberi jalan keluar dari suasana
yang mendebarkan kepada suasana yang menggembirakan dan membahagiakan .إنمعالعسريسرا
Hadirin yang berbahagia,
Ada dua esensi qurban yang harus kita realisasikan dalam kehidupan agar kita menjadi
orang yang bertaqwa :
Pertama, kita
harus berani mengorbankan apa saja yang kita miliki dan kita cintai untuk
kepentingan di jalan Allah, demi tegaknya Tauhid dan syariat Allah, salah satu
bentuk yang kita cintai adalah harta itulah yang harus di infakkan di jalan
Allah dan ini merupakan bentuk ujian
keimanan yang nyata dan Allah Maha
melihat apa yang kita perbuat. Allah berfirman dalam Q,S Muhammad 47 : 38 (terakhir),
هَا أَنْتُمْ هَؤُلاءِ تُدْعَوْنَ
لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ
فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ
“Ingatlah, kamu ini
orang-orang yang diajak untuk menginfakan (hartamu) pada jalan Allah.Maka di
antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia
hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan
kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia
akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu
(ini).”
Nabiyullah Ibrohim AS mengorbankan putranya demi untuk
melaksanakan perintah Allah, kita hari ini diperintahkan untuk mengorbankan
harta sebagai bentuk respon kita terhadap perintah Allah SWT.
Yang kedua, kita harus mampu dan berani mengorbankan mental hewani
yang ada pada diri kita masing masing. Kita dituntut untuk tidak mengikuti hawa
nafsu seperti hewan, karena cinta harta/ cinta (duniawi) dan mengikuti hawa
nafsu akan menggirng hidup kita seperti
hewan sebagaimana Allah SWT membuat
sebuah perumpamaan manakala manusia sudah tidak mau di ikat oleh ayat-ayat
Allah oleh aturan aturan Allah, maka kehidupan mereka diumpakan seperti anjing. Firman Aallah Q.S. Al
‘araf 7 : 176
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا
وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ
الْكَلْبِ
“Dan kalau Kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing.
Hadirin yang berbahagia,
Demikian firman Allah apabila hidup ini diikat oleh aturan aturan
Allah, maka Allah akan tinggikan derajatnya dalam kehidupan ini, tapi apabila
dalam kehidupan ini hanya mengikuti hawa nafsu, maka perumpamaannya seperti
anjing, apabila seseorang tidak mau diikat oleh aturan Allah, maka Allah
perumpamakan orang tersebut seperti seekor anjing, dan apabila sebuah
masyarakat tidak mau diikat oleh aturan aturan Allah, maka masyarakat itu seperti
masyarakat anjing yang hanya mementingkan hawa nafsunya saja.
اَللَّهُ اَكْـبَرُ,
اَللَّهُ اَكْـبَرُ,لاَاِلَهَ اِلاَّاللَّهُ, اَللَّهُ اَكْـبَرُ وَلِلَّهِ
الْـحَـمْدُ
HADIRIN
SIDANG ‘IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA
Mari kita sama-sama untuk munajat kehadirat Allah Maha Raja agar hidup
kita dibimbing pada jalan sirotol mustaqim.
إناللهوملائكتهيصلونعلىالنبيياأيهاالذينآمنواصلواعليهوسلمواتسليما
Ya
Allah Ya Robb kami :
Kami
hambu Mu yang dho’if ini sedang
berkumpul dan memohon kepadaMU agar kiranya Engkau bimbing kami di jalan
shirotol Mustaqim yaitu jalan yang telah
engkau anugrahkan nikmat kepada para
nabi, para shiddiqin, para syuhada dan para sholihin, bukan jalan mereka yang
engkau murkai dan bukan jalan mereka yang sesat.
Ya
Allah Ya Robb Kami :
Ampunilah
dosa dosa kami, ampunilah tindakan tindakan kami yang berlebih lebihan dalam
segala urusan kami, ampunilah segala
kesalahan dan kehilafan kami, sesungguhnya engkau Maha mengetahui atas segala
sesuatu.
Ya
Allah Ya Robbana :
Tolonglah dan selamatkanlah
kami dari segala godaan, bujukan, rayuan orang orang yang akan menyesatkan kami
dari jalan yang lurus ini jalan yang engkau ridhoi.
Post Comment
No comments